Sabtu, 09 Februari 2013

Jangan Mengharap "Terima Kasih " dari Seseorang



Jangan   Mengharap "Terima   Kasih " dari   Seseorang

            Allah menciptakan para setiap hamba agar selalu mengingat-Nya, dan Dia   menganugerahkan   rezeki   kepada   setiap   makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur    kepada-Nya. Namun,     mereka   justru    banyak    yang menyembah dan bersyukur kepada  selain   Dia.
Tabiat   untuk   mengingkari,   membangkang,   dan   meremehkan   suatu kenikmatan adalah   penyakit   yang   umum   menimpa  jiwa   manusia.   Karena itu, Anda tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari kebaikan yang pernah Anda berikan,  mencampakkan budi baik yang telah Anda     tunjukkan.   Lupakan      saja   bakti   yang  telah   Anda   persembahkan. Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi Anda dengan sangat keji dan membenci Anda sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan   adalah justru   karena  Anda  telah berbuat baik   kepada  mereka.

 {Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka.}
                                                                                                             (QS. At-Taubah: 74)

            Coba Anda buka kembali catatan dunia tentang perjalanan hidup ini! Dalam salah satu babnya diceritakan: syahdan, seorang ayah telah memelihara anaknya     dengan    baik.   la  memberinya      makan,     pakaian    dan  minum, mendidikanya hingga menjadi orang pandai, rela tidak tidur demi anaknya, rela  untuk  tidak makan  asal  anaknya kenyang,  dan bahkan,  mau   bersusah payah agar anaknya bahagia. Namun apa lacur, ketika sudah berkumis lebat dan   kuat   tulang-tulangnya,      anak   itu   bagaikan  anjing   galak   yang   selalu menggonggong kepada orang tuanya. la tak hanya berani menghina,  tetapi juga   melecehkan,   acuh   tak   acuh,   congkak,   dan   durhaka   terhadap   orang tuanya.  Dan semua itu, ia tunjukkan dengan perkataan dan juga tindakan.
            Karena   itu,   siapa   saja   yang   kebaikannya   diabaikan   dan   dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya,  sudah seyogyanya menghadapi semua     itu  dengan    kepala    dingin.   Dan,    ketenangan     seperti   itu  akan mendatangkan   balasan   pahala   dari   Dzat   Yang   perbendaharaan-Nya   tidak pernah habis dan sirna.
            Ajakan ini bukan untuk menyuruh Anda meninggalkan kebaikan yang telah Anda  lakukan   selama  ini,   atau   agar Anda  sama  sekali   tidak berbuat baik  kepada  orang  lain.  Ajakan   ini hanya   ingin   agar Anda   tak  goyah   dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang   telah Anda  perbuat.   Dan janganlah Anda  pernah bersedih  dengan   apa  saja yang mereka perbuat.

            Berbuatlah     kebaikan    hanya   demi   Allah   semata,   maka   Anda     akan menguasai  keadaan,   tak   akan   pernah   terusik   oleh   kebencian   mereka,   dan tidak   pernah   merasa   terancam   oleh   perlakuan   keji   mereka.   Anda   harus bersyukur   kepada   Allah   karena   dapat   berbuat   baik   ketika   orang-orang   di sekitar Anda berbuat jahat.  Dan,  ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah.

 {Sesungguhnya        kami    memberi     makanan      kepadamu      hanyalah     untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.}
                                                                                                                        (QS. Al-Insan: 9)

       Masih   banyak   orang  berakal  yang   sering  hilang   kendali  dan   menjadi kacau   pikiranya   saat   menghadapi  kritikan   atau   cercaan   pedas   dari  orang- orang  sekitarnya.  Terkesan,  mereka  seolah-olah belum  pernah   mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan  manusia yang selalu   mengingkari Allah.  Dalam wahyu   itu   dikatakan:

 {Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui  (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.}
                                                                                                                        (QS. Yunus: 12)

Anda      tak  perlu  terkejut   manakala   menghadiahkan sebatang   pena kepada   orang  bebal,   lalu   ia   memakai     pena   itu   untuk   menulis   cemoohan kepada Anda. Dan Anda tak usab kaget, bila orang yang Anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan  tongkat itu ke kepala Anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan   tak   pernah   bersyukur   kepada   Penciptanya   sendiri Yang  Maha   Agung nan Mulia.  Begitulah,  kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari,  maka  apalagi kepada  saya  dan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar