Sabtu, 09 Februari 2013

Cara Mudah Menghadapi Kritikan Pedas



Cara   Mudah   Menghadapi   Kritikan   Pedas

       Sang    Pencipta     dan   Pemberi     rezeki   Yang   Maha     Mulia,    acapkali mendapat   cacian   dan   cercaan   dari   orang-orang   pandir   yang   tak   berakal. Maka,   apalagi  saya,  Anda dan kita  sebagai manusia yang  selalu   terpeleset dan   salah.   Dalam   hidup   ini,   terutama   jika   Anda   seseorang   yang   selalu memberi,   memperbaiki,   mempengaruhi   dan  berusaha   membangun,   maka Anda     akan    selalu  menjumpai   kritikan-kritikan   yang         pedas   dan   pahit. Mungkin   pula,   sesekali   Anda   akan   mendapat   cemoohan   dan   hinaan   dari orang lain.
       Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik Anda sebelum Anda masuk ke dalam liang bumi,  menaiki tangga ke langit,  dan berpisah dengan mereka. Adapun bila Anda masih berada di tengah-tengah mereka, maka   akan   selalu    ada   perbuatan   mereka   yang   membuat   Anda   bersedih dan meneteskan   air mata,   atau   membuat tempat tidur Anda selalu   terasa gerah.
       Perlu diingat,  orang yang duduk di atas  tanah tak akan pernah jatuh, dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. Adapun mereka, marah    dan   kesal   kepada   Anda     adalah   karena   mungkin   Anda mengungguli  mereka   dalam   hal   kebaikan,   keilmuan,   tindak   tanduk,   atau harta.   Jelasnya,    Anda   di   mata   mereka   adalah   orang   berdosa   yang   tak terampuni sampai Anda melepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang pada   diri  Anda,   atau   sampai Anda   meninggalkan   semua   sifat   terpuji   dan nilai-nilai  luhur   yang   selama   ini  Anda   pegang   teguh.   Dan   menjadi   orang yang bodoh,  pandir dan tolol adalah yang mereka inginkan dari diri Anda.
Oleh   sebab     itu,  waspadalah     terhadap     apa   yang   mereka   katakan. Kuatkan   jiwa   untuk   mendengar   kritikan,   cemoohan   dan   hinaan   mereka. Bersikaplah laksana batu cadas;  tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran-butiran   salju   yang   menderanya   setiap   saat,   dan   ia   justru   semakin   kokoh karenanya. Artinya, jika Anda merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan atau   cemoohan mereka, berarti Anda telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan Anda. Padahal, yang terbaik  adalah   menjawab      atau   merespon   kritikan   mereka   dengan   menunjukkan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh   setiap   upadaya   mereka   untuk   menjatuhkan   Anda.   Sebab,   kritikan mereka   yang     menyakitkan       itu  pada   hakekatnya   merupakan         ungkapan penghormatan   untuk  Anda.  Yakni,   semakin  tinggi  derajat  dan posisi yang Anda  duduki,  maka  akan  semakin  pedas  pula  kritikan itu Betapapun,   Anda   akan   kesulitan   membungkam   mulut   mereka   dan menahan gerakan lidah mereka. Yang Anda mampu adalah hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan solah polah mereka pada Anda, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang diperintahkan   Allah,

{Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu."}
                                                                                                             (QS. Ali 'Imran : 119)

      Bahkan,      Anda    juga   dapat   'menyumpal'      mulut    mereka     dengan 'potongan-potongan daging' agar  diam    seribu   bahasa    dengan    cara memperbanyak   keutamaan,   memperbaiki   akhlak,   dan   meluruskan   setiap kesalahan Anda.  Dan bila Anda ingin diterima  oleh semua pihak,  dicintai semua   orang,   dan   terhindar   dari   cela,   berarti   Anda   telah   menginginkan sesuatu yang mustahii terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh untuk diwujudkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar